BAB IV GERAKAN DI TEMPAT BERSENJATA Bagian keduapuluhtiga

BAB IV GERAKAN DI TEMPAT BERSENJATA Bagian keduapuluhtiga
Di Posting Oleh : NAMA BLOG ANDA (NAMA ANDA)
Kategori : PBB

Bagian keduapuluhtiga
Berkumpul

Pasal 45

(1)    Berkumpul formasi bersaf
 a.      Dariposisi istirahat bebas.
 b.      Aba-aba:
1.       “BERSAF KUMPUL = MULAI “.
          2.       “SELESAI”.
c.       Pelaksanaan:
1.       Komandan/pemimpin memanggil satu orang sebagai penjuru.
Contoh: “KOPDA JEFRISEBAGAI PENJURU”.
2.       Kopda Jefri menghadap penuh ke arah pemanggil, mengambil sikap sempurna senjata disamping kanan badan dan mengulangi kata-kata pemanggil.    “SIAP KOPDA JEFRI SEBAGAI PENJURU”.
3.       Penjuru melakukan depan senjata mengambil sikap berlari kemudian berlari menuju pemanggil dan berhenti ± 6 langkah di depannya menghadap penuh dan melakukan pundak kiri senjata.
4.       Komandan/Pimpinan memberi aba-aba petunjuk dan peringatan “PELETON I - BERSAF KUMPUL”, secara serentak seluruh personel mengambil sikap sempurnasenjata disamping kanan badandan menghadap penuh .
5.       Kemudian setelah aba-aba   pelaksanaan “MULAI” secara serentak seluruh personel melaksanakan depan senjata dan mengambil sikap berlari kemudian berlari menuju kepenjuru .
6.       Masing-masing personel menempatkan diri  di samping kiri dan belakang penjuru dengan pundak kiri senjata, membentuk formasi bersaf.
7.       Penjuru mengucapkan “LURUSKAN”, personel yang lainnya secara serentak yang dibelakang penjuru melaksanakan lencang depan kemudian menurunkan lengan kanan sedangkan  dikiri penjuru memalingkan kepala kekanan untuk meluruskan dengan melencangkan tangan kanan untuk saf depan dan memalingkan kepala seluruhnya 450 kecuali penjuru paling kanan.
8.       Penjuru kanan mengucapkan “LURUS”,maka saf depan menurunkan tangan,kepala kembali menghadap kedepan dan semua personel tegak senjata dalam keadaan sikap sempurna.
9.       Setelah ada aba-aba “SELESAI”, secara serentak seluruhnya  mengambil sikap istirahat.

(2)      Berkumpul formasi berbanjar
a.       Dari istirahat bebas.
b.       Aba-aba :
1.       ” BERBANJAR KUMPUL = MULAI “.
2.       “SELESAI”.
c.       Pelaksanaan:
1.       Komandan/pemimpin memanggil satu orang sebagai penjuru.
Contoh: “KOPDA DADANG SEBAGAI PENJURU”.
2.       Kopda Dadang menghadap penuh ke arah pemanggil, mengambil sikap sempurna dan mengulangi kata-kata pemanggil. “SIAP KOPDA DADANG SEBAGAI PENJURU”.
3.       Penjuru melaksanakan depan senjata dan mengambil  sikap berlari kemudianberlari  menuju pemanggil dan berhenti ± 6 langkah di depannya langsung melaksanakan pundak kiri senjata menghadap penuh.
4.       Komandan/Pimpinan memberi aba-aba petunjuk danperingatan“PELETON I - BERBANJAR KUMPUL”secara serentak seluruh personel mengambil sikap sempurnamenghadap penuh .
5.       Setelah aba-aba   pelaksanaan “MULAI”,seluruh personel melaksanakan depan senjata, mengambil sikap berlari kemudian berlari menuju kepenjuru.
6.       Selanjutnya masing-masing personel menempatkan diri  di samping kiri dan belakang penjuru danlangsung melaksanakan pundak kiri senjata, membentuk formasi berbanjar.
7.       Penjuru mengucapkan “LURUSKAN”, personel yang lainnya secara serentak untuk yang dikiri penjuru melaksanakan lencang kanan dan memalingkan kepala kekanan kemudian menurunkan lengan kanan menghadap kedepan sedangkan yang dibelakang penjuru melaksanakan lencang depan untuk meluruskan .
8.       Setelah orang banjar kanan paling belakang melihat barisannya sudah lurus, maka ia memberikan isyarat dengan mengucapkan “LURUS”, secara serentak personel yang dibelakang penjuru menurunkan lengan kanan dantegak senjata kembali kesikap sempurna.
9.       Aba-aba “SELESAI” seluruh pasukan  mengambil   sikap       istirahat.

(3)     Apabila personel lebih dari 9 orang maka pasukan dibentuk dalam formasi bersyaf 3 atau berbanjar 3, sedangkan apabila personel kurang dari 9 orang maka pasukan dibentuk dalam formasi bersaf/berbanjar satu. Meluruskan ke depan hanya digunakan dalam bentuk berbanjar. Penunjukan penjuru tidak berdasarkan kepangkatan.


Bagian keduapuluhempat
Berhimpun
Pasal 46

Apabila seorang komandan ingin menyampaikan/memberikan pengarahan kepada anggota, sedangkan anggota bawahannya sedang dalam keadaan istirahat bebas.




(1)      Aba-aba:
a.       ” BERHIMPUN = MULAI “.
          b.       “SELESAI”.

(2)      Pelaksanaan:
a.       Pada waktu aba-aba peringatan seluruh anggota mengambil sikap sempurna senjata disamping kanan badan dan menghadap penuh kepada yang memberi aba-aba.
b.       Pada aba-aba pelaksanaan seluruh anggota mengambil sikap depan senjata kemudian sikap belari, selanjutnya lari menuju di depan komandan dengan jarak 3 langkah dan tegak senjata sikap sempurna.
c.       Komandan langsung  memberi aba-aba istirahat ditempat kemudian mengambil sikap istirahat.
d.       Setelah ada aba-aba “SELESAI”, seluruh anggota mengambil sikap sempurna, balik kanan selanjutnya menuju tempat masing-masing.
e.       Pada saat datang ditempat komandan serta kembali tidak menyampaikan penghormatan.


BAB V
GERAKAN BERJALAN BERSENJATA

Bagian pertama
Pundak Senjata

Pasal 47

(1)      Dari pundak kiri senjata ke pundak kanan senjata berjalan.
a.       Aba-aba:“PUNDAK KANAN SENJATA = GERAK”.
b.       Pelaksanaan:Sedang berjalan pada aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kiri ditambah satu langkah dilanjutkan mulai hitungan setiap jatuh kaki kiri.
1.       Hitungan kesatu:  Tangan kanan memegang hulu popor, siku kiri tetap merapat pada badan.
2.       Hitungan kedua Menurunkan senjata seperti hormat senjata.
3.       Hitungan ketiga: Tangan kanan dipindahkan dan memegang bagian senapan selebar tangan diatas tangan kiri.
4.       Hitungan keempat: Tangan kiri memegang hulu popor.
5.       Hitungan kelima: Dengan tangan kiri senapan ditegakan di muka pundak kanan pejera menghadap ke kanandan tangan kanan dipindahkan memegang dasar popor, ibu jari berada di luar, jari-jari lainnya berada di depan siku-siku merupakan sudut 90º.
6.       Hitungan keenam: Senjata diletakan di atas pundak dengan pemegang menegang (grendel) menghadap ke atas.
7.       Hitungan ketujuh: Tangan kiri kembali melenggang dan kaki kiri dihentakan.



(2)      Dari pundak kanan senjata ke pundak kiri senjata berjalan.
a.       Aba-aba:“PUNDAK KIRI SENJATA = GERAK”.
b.      Pelaksanaan:Sedang berjalan pada aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kanan ditambah satu langkah dilanjutkan mulai hitungan setiap jatuh kaki kanan.
1.       Hitungan kesatu:  Tangan kiri memegang hulu popor, siku kiri merapat pada badan.
2.       Hitungan kedua: Senjata  diturunkan seperti Hormat senjata, dengan tangan kanan di bagian atas, sedangkan tangan kiri memegang hulu popor, dengan tangan hampir mengencang, jari-jari rapat satu sama lain.
3.       Hitungan ketiga:  Tangan kiri dipindahkan selebar tangan di atas tangan kanan.
4.       Hitungan keempat:Seperti gerakan kedua “Hormat senjata”, tangan kanan memegang hulu popor.
5.       Hitungan kelima:Senapan ditegakan di muka pundak kiri dengan pejera menghadap ke kanan, tangan kiri memegang popor, ibu jari-jari lainnya rapat dimuka popor, lengan kiri rapat pada badan merupakan sudut 90º.
6.       Hitungan keenam:Senjata diletakan dipundak kiri dengan pemegang penegang (knop grendel) menghadap ke atas.
7.       Hitungan ke tujuh: Lengan kanan kembali melenggang.

(3)      Dari sandang kiri senjata ke pundak kanan senjata berjalan.
a.       Aba-aba:“PUNDAK KANAN SENJATA = GERAK”.
b.       Pelaksanaan:Sedang berjalan pada aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kiri ditambah satu langkah dilanjutkan mulai hitungan setiap jatuh kaki kiri.
1.       Hitungan kesatu: Tangan kiri mendorong tali sandang  ke depan hingga senjata miring membentuk sudut 45º bersamaan dengan itu tangan kanan memegang lade bagian bawah.
2.       Hitungan kedua:  Senjata dibawa  ke depan badan tegak lurus, tangan kiri pindah memegang hulu popor.
3.       Hitungan ketiga:  Senjata diangkat tegak lurus di depan bahu kanan dengan posisi magasen mengarah  ke kanan, tangan kanan sebagai tumpuan dasar popor dengan siku membetuk sudut 90º merapat di badan.
4.       Hitungan keempat: Senjata disandarkan dipundak kanan.
5.       Hitungan ke lima: Lengan kiri kembali melenggang.

(4)      Dari sandang kiri senjata ke pundak kiri senjata berjalan.
a.       Aba-aba:“PUNDAK KIRI SENJATA = GERAK”.
b.       Pelaksanaan: Sedang berjalan pada aba-aba pelaksanaan   jatuh pada kaki kanan ditambah satu langkah dilanjutkan mulai hitungan setiap jatuh kaki kanan.
1.       Hitungan kesatu: Tangan kiri mendorong tali sandang  ke depan hingga senjata miring membentuk sudut 45º bersamaan dengan itu tangan kanan memegang lade bagian bawah.
2.       Hitungan kedua:  Senjata dibawa  ke depan badan, tangan kiri memegang lade bagian atas.
3.       Hitungan ketiga:Tangan kanan turun memegang hulu popor.
4.       Hitungan keempat:Senjata diangkat tegak lurus di depan bahu kiri dengan posisi magasen mengarah  ke kiri, tangan kiri sebagai tumpuan dasar popor dengan siku membetuk sudut 90º merapat di badan.
5.       Hitungan ke lima: Senjata disandarkan dipundak kiri.
6.       Hitungan keenam: Lengan kanan kembali melenggang.

(5)      Dari sandang kanan senjata ke pundak kanan senjata berjalan.
a.       Aba-aba:“PUNDAK KANAN SENJATA = GERAK”.
b.       Pelaksanaan: Sedang berjalan pada aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kiri ditambah satu langkah dilanjutkan mulai hitungan setiap jatuh kaki kiri.
1.       Hitungan kesatu:  Tangan kanan mendorong tali sandang  ke depan hingga senjata miring membentuk sudut 45º bersamaan dengan itu tangan kiri memegang lade bagian bawah.
2.       Hitungan kedua: Senjata dibawa  ke depan badan tegak lurus, tangan kanan pindah memegang lade bagian atas.
3.       Hitungan ketiga: Tangan kiri dipindah memegang hulu popor.
4.       Hitungan keempat:  Senjata diangkat tegak lurus di depan bahu kanan dengan posisi magasen mengarah  ke kanan, tangan kanan sebagai tumpuan dasar popor dengan siku membetuk sudut 90º merapat di badan.
5.       Hitungan kelima: Senjata disandarkan dipundak kanan dengan  kemiringan 45º
6.       Hitungan keenam: Lengan kiri kembali melenggang.

(6)      Dari sandang kanan senjata ke pundak kiri senjata berjalan.
a.       Aba-aba:“PUNDAK KIRI SENJATA = GERAK”.
b.       Pelaksanaan:  Sedang berjalan pada aba-aba pelaksanaan   jatuh pada kaki kanan ditambah satu langkah dilanjutkan mulai hitungan setiap jatuh kaki kanan.
1.       Hitungan kesatu: Tangan kanan mendorong tali sandang  ke depan hingga senjata miring membentuk sudut 45º bersamaan dengan itu tangan kiri memegang lade bagian bawah.
2.       Hitungan kedua: Senjata dibawa  ke depan badan tegak lurus, tangan kiri pindah memegang lade bagian atas.
3.       Hitungan ketiga: Tangan kanan pindah memegang hulu popor.
4.       Hitungan keempat: Senjata diangkat tegak lurus di depan bahu kiri dengan posisi magasen mengarah  ke kiri, tangan kanan sebagai tumpuan dasar popor dengan siku membetuk sudut 90º merapat di badan.
5.       Hitungan lima: Senjata disandarkan dipundak kiri dengan  kemiringan 45º.
6.       Hitungan keenam: Lengan kanan kembali melenggang.
7.       Dari kalungkan senjata ke pundak kanan senjata berjalan.




(7)      Dari sandang kanan senjata ke pundak kanan senjata berjalan.
a.       Aba-aba:“PUNDAK KANAN SENJATA = GERAK”.
b.       Pelaksanaan: Sedang berjalan pada aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kiri ditambah satu langkah dilanjutkan mulai hitungan setiap jatuh kaki kiri.
1.       Hitungan kesatu: Tangan kiri memegang lade.
2.       Hitungan kedua: Senjata diangkat hingga pegangan tangan kiri sejajar dengan pundak.
3.       Hitungan ketiga: Tangan kanan diturunkan melewati  antara badan dan senjata dengan telapak tangan terlebih dahulu.
4.       Hitungan keempat:Tangan kanan diputar  ke kanan dan memegang hulu popor.
5.       Hitungan kelima: Senjata diputar  ke kanan dengan poros pegangan tangan kanan, untuk melepaskan tali sandang  dari kalungaan di leher, senjata  kembali  ke depan badan dengan magazen  ke arah bawah.
6.       Hitungan keenam: Tangan kanan dipindahkan memegang dasar popor, ujung depan popor dinatara lekukan ibu jari dan jari telunjuk, punggung tangan kanan menghadap  ke atas.
7.       Hitungan ketujuh: Senjata diangkat tegak lurus di depan bahu kanan, tangan kiri memegang hulu popor, magazen mengarah  ke kanan (luar) dan siku tangan kanan membentuk sudut  90º.
8        Hitungan kedelapan: Senjata diletakan di pundak kanan dengan  kemiringan 45º.
9.       Hitungan kesembilan: Tangan kiri  kembali  melenggang.

(8)      Dari kalungkan senjata ke pundak kiri senjata berjalan.
a.       Aba-aba:“PUNDAK KIRI SENJATA = GERAK”.
b.       Pelaksanaan:Sedang berjalan pada aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kanan ditambah satu langkah dilanjutkan mulai hitungan setiap jatuh kaki kanan.
1.       Hitungan kesatu: Tangan kiri memegang lade.
2.       Hitungan kedua: Senjata diangkat hingga pegangan tangan kiri sejajar dengan pundak.
3.       Hitungan ketiga: Tangan kanan diturunkan melewati  antara badan dan senjata dengan telapak tangan terlebih dahulu.
4.       Hitungan keempat:Tangan kanan diputar  ke kanan dan memegang hulu popor.
5.       Hitungan kelima: Senjata diputar ke kanan dengan poros pegangan tangan kanan, untuk melepaskan tali sandang  dari kalungaan di leher, senjata  kembali  ke depan badan dengan magazen  ke arah bawah.
6.       Hitungan keenam: Senjata diangkat tegak lurus di depan bahu kiri dengan magazen mengarah  ke kiri (luar) siku tangan kiri membentuk sudut  90º.
7.       Hitungan ketujuh: Senjata diletakan di pundak kiri dengan  kemiringan 45º.
8.       Hitungan kedelapan: Tangan kanan  kembali  melenggang.

(9)      Dari tangan kiri senjata ke pundak kanan senjata berjalan.
a.       Aba-aba:“PUNDAK KANAN SENJATA = GERAK”.
b.       Pelaksanaan: Sedang berjalan pada aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kiri ditambah satu langkah dilanjutkan mulai hitungan setiap jatuh kaki kiri.
1.       Hitungan kesatu: Tangan kanan memegang lade.
2.       Hitungan kedua:  Senjata dibawa  ke depan badan dengan posisi tegak lurus  ke atas,  magazen mengarah  ke depan dan ujung laras sejajar dengan pandangan mata.
3.       Hitungan ketiga: Tangan kiri dipindahkan memegang hulu popor.
4.       Hitungan keempat: Senjata diangkat tegak lurus di depan bahu kanan, tangan kiri memegang dasar popor dengan  keempat jari rapat dan ibu jari mengunci di ujung popor. punggung ibu jari menghadap  keluar,  magazen mengarah  ke kanan (luar) siku tangan kanan membentuk sudut  90º.
5.       Hitungan kelima: Senjata disandarkan dipundak kanan dengan  kemiringan 45º
6.       Hitungan keenam:  Tangan kiri  kembali  melenggang.

(10)    Dari tangan kiri senjata ke pundak kiri senjata berjalan.
a.       Aba-aba:“PUNDAK KIRI SENJATA = GERAK”.
b.       Pelaksanaan: Sedang berjalan pada aba-aba pelaksanaan   jatuh pada kaki kanan ditambah satu langkah dilanjutkan mulai hitungan setiap jatuh kaki kanan.
1.       Hitungan kesatu: Tangan kanan memegang lade.
2.       Hitungan kedua:  Senjata dibawa  ke depan badan dengan posisi tegak lurus  ke atas,  magazen mengarah  ke depan dan ujung laras sejajar dengan pandangan mata.
3.       Hitungan ketiga: Tangan kiri dipindahkan memegang lade bagian bawah.
4.       Hitungan keempat:Tangan kanan turun memegang hulu popor.
5.       Hitungan kelima: Senjata diangkat tegak lurus di depan bahu kiri tangan kiri memegang dasar popor dengan  keempat jari rapat dan ibu jari mengunci di ujung popor, punggung ibu jari menghadap  keluar,  magazen mengarah  ke kiri (luar) siku tangan kiri membentuk sudut  90º.
6.       Hitungan keenam:Senjata disandarkan dipundak kiri dengan  kemiringan 45º.
7.       Hitungan ketujuh: Tangan kiri  kembali  melenggang.

(11)    Dari punggung senjata ke pundak kiri senjata berjalan.
a.       Aba-aba:“PUNDAK KIRI SENJATA = GERAK”.
b.       Pelaksanaan: Sedang berjalan pada aba-aba pelaksanaan   jatuh pada kaki kanan ditambah satu langkah dilanjutkan mulai hitungan setiap jatuh kaki kanan.
1.       Hitungan kesatu: Setelah aba-aba pelaksanaan, tangan kiri memegang tali sandang bagian atas (di pinggang bagian kanan), tangan kanan memegang lade.
2.       Hitungan kedua: Senjata di tarik menyilang ke depan badan.
3.       Hitungan ketiga: Tangan kiri dipindah memegang lade bagian bawah.
4.       Hitungan keempat: Tangan kanan dipindah  ke hulu popor.
5.       Hitungan kelima: Senjata diangkat hingga pegangan tangan kiri sejajar dengan pundak kiri.
6.       Hitungan keenam: Tangan kanan diturunkan melewati  antara badan dan senjata dengan telapak tangan terlebih dahulu.
7.       Hitungan ketujuh: Tangan kanan diputar  ke kanan dan memegang hulu popor.
8.       Hitungan kedelapan:  Senjata diputar  ke kanan dengan poros pegangan tangan kanan, untuk melepaskan tali sandang  dari kalungaan di leher, senjata  kembali  ke depan badan dengan magazen  ke arah bawah.
9.       Hitungan kesembilan:  Senjata diangkat tegak lurus di depan bahu kiri, tangan kiri memegang dasar popor dengan  keempat jari rapat dan ibu jari mengunci di ujung popor. punggung ibu jari menghadap  keluar dengan, tangan kanan memegang hulu popor magazen mengarah  ke kiri (luar) siku tangan kiri membentuk sudut  90º.
10.     Hitungan kesepuluh: Senjata diletakan di pundak kiri dengan  kemiringan 45º.  
11.     Hitungan kesebelas: Tangan kanan  kembali  melenggang.

(12)    Dari punggung senjata ke pundak kanan senjata berjalan.
a.       Aba-aba:“PUNDAK KANAN SENJATA = GERAK”.
b.       Pelaksanaan:Sedang berjalan pada aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kiri ditambah satu langkah dilanjutkan mulai hitungan setiap jatuh kaki kiri.
1.       Hitungan kesatu: Setelah aba-aba pelaksanaan, tangan kiri memegang tali sandang bagian atas (di pinggang bagian kanan), tangan kanan memegang lade.
2.       Hitungan kedua: Senjata di tarik menyilang  ke depan badan.
3.       Hitungan ketiga: Tangan kiri dipindah memegang lade bagian bawah.
4.       Hitungan keempat: Tangan kanan dipindah  ke hulu popor.
5.       Hitungan kelima: Tangan kanan diturunkan melewati  antara badan dan senjata dengan telapak tangan terlebih dahulu.
6.       Hitungan keenam: Tangan kanan diputar  ke kanan dan memegang hulu popor.
7.       Hitungan ketujuh:  Senjata diputar  ke kanan dengan poros pegangan tangan kanan, untuk melepaskan tali sandang  dari kalungaan di leher, senjata  kembali  ke depan badan dengan magazen  ke arah bawah.
8.       Hitungan kedelapan: Tangan kanan dipindahkan memegang dasar popor, ujung depan popor dinatara lekukan ibu jari dan jari telunjuk, punggung tangan kanan menghadap  ke atas.



9.       Hitungan kesembilan: Senjata diangkat tegak lurus di depan bahu kanan, tangan kanan memegang dasar popor dengan  keempat jari rapat dan ibu jari mengunci di ujung popor. punggung ibu jari menghadap  keluar, tangan kiri memegang hulu popor, magazen mengarah  ke kanan (luar) dan siku tangan kanan membentuk sudut  90º.
10.     Hitungan kesepuluh:  Senjata diletakan di pundak kanan dengan  kemiringan 45º.
11.     Hitungan kesebelas:  Tangan kiri  kembali    melenggang.
(13)    Dari jinjing kiri senjata ke pundak kanan senjata berjalan.
a.       Aba-aba:“PUNDAK KANAN SENJATA = GERAK”.
b.       Pelaksanaan:Sedang berjalan pada aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kiri ditambah satu langkah dilanjutkan mulai hitungan setiap jatuh kaki kiri.
1.       Hitungan kesatu: Setelah aba-aba pelaksanaan, laras senjata dinaikkan rata-rata air, disambut tangan kanan memegang lade.
2.       Hitungan kedua: Senjata dibawa  ke depan badan dengan posisi tegak lurus  ke atas, jarak satu  kepal  dari badan, magazen mengarah  ke depan dan ujung laras sejajar dengan pandangan mata.
3.       Hitungan ketiga: Tangan kiri pindah memegang hulu popor.
4.       Hitungan keempat: Senjata diangkat tegak lurus di depan bahu kanan, tangan kanan memegang dasar popor dengan  keempat jari rapat dan ibu jari mengunci di ujung popor. punggung ibu jari menghadap  keluar,  magazen mengarah  ke kanan (luar) dan siku tangan kanan membentuk sudut  90º.
5.       Hitungan kelima: Senjata diletakan di pundak kanan dengan  kemiringan 45º.
6.       Hitungan keenam:Tangan kiri  kembali  melenggang.
(14)    Dari jinjing kiri senjata ke pundak kiri senjata berjalan.
a.       Aba-aba:“PUNDAK KIRI SENJATA = GERAK”.
b.       Pelaksanaan:Sedang berjalan pada aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kanan ditambah satu langkah dilanjutkan mulai hitungan setiap jatuh kaki kanan.
1.       Hitungan kesatu: Setelah aba-aba pelaksanaan, laras senjata dinaikkan rata-rata air, disambut tangan kanan memegang lade.
2.       Hitungan kedua:  Senjata dibawa  ke depan badan dengan posisi tegak lurus  ke atas, jarak satu  kepal  dari badan, magazen mengarah  ke depan dan ujung laras sejajar dengan pandangan mata.
3.       Hitungan ketiga: Tangan kiri pindah  ke lade bagian bawah.
4.       Hitungan keempat: Tangan kanan dipindahkan memegang hulu popor.
5.       Hitungan kelima: Senjata diangkat tegak lurus di depan bahu kiri dengan magazen mengarah  ke kiri (luar) siku tangan kiri membentuk sudut  90º.
6.       Hitungan keenam: Senjata diletakan di pundak kiri dengan  kemiringan 45º.
7.       Hitungan ketujuh: Tangan kanan kembalimelenggang.

(15)    Dari jinjing kanan senjata ke pundak kiri senjata berjalan.
a.       Aba-aba:“PUNDAK KIRI SENJATA = GERAK”.
b.       Pelaksanaan:Sedang berjalan pada aba-aba pelaksanaan   jatuh pada kaki kanan ditambah satu langkah dilanjutkan mulai hitungan setiap jatuh kaki kanan.
1.       Hitungan kesatu: Setelah aba-aba pelaksanaan, laras senjata dinaikkan rata-rata air, disambut tangan kiri memegang lade.
2.       Hitungan kedua: Senjata dibawa  ke depan badan dengan posisi tegak lurus  ke atas, jarak satu  kepal  dari badan, magazen mengarah  ke depan dan ujung laras sejajar dengan pandangan mata.
3.       Hitungan ketiga: Tangan kanan dipindahkan memegang hulu popor.
4.       Hitungan keempat: Senjata diangkat tegak lurus di depan bahu kiri, tangan kiri memegang dasar popor dengan  keempat jari rapat dan ibu jari mengunci di ujung popor. punggung ibu jari menghadap  keluar,  magazen mengarah  ke kiri (luar) dan siku tangan kiri membentuk sudut  90º.
5.       Hitungan kelima:  Senjata diletakan di pundak kiri dengan  kemiringan 45º.
6.       Hitungan keenam: Tangan kanan  kembali  ke samping badan membentuk sikap sempurna.

(16)    Dari jinjing kanan senjata ke pundak kanan senjata berjalan.
a.       Aba-aba:“PUNDAK KANAN SENJATA = GERAK”.
b.       Pelaksanaan:Sedang berjalan pada aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kiri ditambah satu langkah dilanjutkan mulai hitungan setiap jatuh kaki kiri.
1.       Hitungan kesatu: Setelah aba-aba pelaksanaan, laras senjata dinaikkan rata-rata air, disambut tangan kiri memegang lade.
2.       Hitungan kedua: Senjata dibawa  ke depan badan dengan posisi tegak lurus  ke atas, jarak satu  kepal  dari badan, magazen mengarah  ke depan dan ujung laras sejajar dengan pandangan mata.
3.       Hitungan ketiga: Tangan kiri pindah memegang hulu popor.
4.       Hitungan keempat: Senjata diangkat tegak lurus di depan bahu kanan, tangan kanan memegang dasar popor dengan  keempat jari rapat dan ibu jari mengunci di ujung popor. punggung ibu jari menghadap  keluar,  magazen mengarah  ke kanan (luar) dan siku tangan kanan membentuk sudut  90º.
5.       Hitungan kelima: Senjata diletakan di pundak kanan dengan  kemiringan 45º.
6.       Hitungan keenam: Tangan kiri  kembali  melenggang.

(17)    Dari depan senjata ke pundak kiri senjata berjalan.
a.       Aba-aba:“PUNDAK KIRI SENJATA = GERAK”.
b.       Pelaksanaan: Sedang berjalan pada aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kanan ditambah satu langkah dilanjutkan mulai hitungan setiap jatuh kaki kanan.
1.       Hitungan kesatu: Setelah aba-aba pelaksanaan, senjata diangkat tegak lurus di depan bahu kiri, dengan magazen mengarah  ke kiri (luar) siku tangan kiri membentuk sudut  90º.
2.       Hitungan kedua: Senjata diletakan di pundak kiri dengan  kemiringan 45º.
3.       Hitungan ketiga:  Tangan kanan  kembali  melenggang.

(18)    Dari depan senjata ke pundak kanan senjata berjalan.
a.       Aba-aba:“PUNDAK KANAN SENJATA = GERAK”.
b.       Pelaksanaan: Sedang berjalan pada aba-aba pelaksanaan   jatuh pada kaki kiri ditambah satu langkah dilanjutkan mulai hitungan setiap jatuh kaki kiri.
1.       Hitungan kesatu: Setelah aba-aba pelaksanaan, tangan kanan dipindahkan  ke dasar popor dengan ibu jari  ke arah dalam.
2.       Hitungan kedua: Senjata diangkat tegak lurus di depan bahu kanan, dengan magazen mengarah  ke kanan (luar) siku tangan kanan membentuk sudut  90º.
3.       Hitungan ketiga: Senjata diletakan di pundak kanan dengan  kemiringan 45º.
4.       Hitungan keempat:  Tangan kiri  kembali  ke samping badan membentuk sikap sempurna.

Bagian kedua
Depan Senjata

Pasal 48

(1)      Dari pundak kiri senjata ke depan senjata.
a.       Aba-aba:“DEPAN SENJATA = GERAK”.
b.       Pelaksanaan: Sedang berjalan pada aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kiri ditambah satu langkah dilanjutkan mulai hitungan setiap jatuh kaki kiri.
1.       Hitungan kesatu: Tangan kanan memegang hulu popor dan mengangkat senapan ke depan badan senjata sehingga laras menuju serong ke kiri atas.
2.       Hitungan kedua: Tangan kiri menerimadan memegang pebuh dari bawah di belakang atas magazen dengan jari-jari rapat, kemudian senapan diputar, sehingga pejera menghadap ke belakang.
3.       Hitungan ketiga: Gerakan maju selanjutnya, dimuali dengan hentakan kaki kiri ke depan.

(2)      Dari pundak kanan senjata ke depan senjata.
a.       Aba-aba:“DEPAN SENJATA = GERAK”.
b.       Pelaksanaan: Sedang berjalan pada aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kanan ditambah satu langkah dilanjutkan mulai hitungan setiap jatuh kaki kiri.
1.       Hitungan kesatu: Tangan kiri memegang senapan disebelah atas magazen.
2.       Hitungan kedua: Tangan kiri dan kanan membawa senapan kedepan badan sehingga laras menuju serong ke kiri atas.
3.       Hitungan ketiga: Tangan kanan dipindahkan memegang hulu popor dengan jari-jari rapat senapan diputar sehingga pejera menghadap ke belakang.
4.       Hitungan keempat: Gerakan maju selanjutnya dimulai dengan hentakan kaki kanan ke depan.

(3)      Dari sandang kiri senjata ke depan senjata.
a.       Aba-aba:“DEPAN SENJATA = GERAK”.
b.       Pelaksanaan: Sedang berjalan pada aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kanan ditambah satu langkah dilanjutkan mulai hitungan setiap jatuh kaki kiri.
1.       Hitungan kesatu: Tangan kanan mengangkat tali sandang, sehingga popor senapan menuju serong ke depan.
2.       Hitungan kedua:  Tangan kiri memegang senjata disebelah atas magazen.
3.       Hitungan ketiga:  Tangan kiri membawa senapan kedepan badan sehingga laras menuju serong ke kiri atas, tangan kanan dipindahkan memegang hulu popor dengan jari-jari rapat.
4.       Hitungan keempat: Senapan diputar sehingga pejera menghadap kebelakang.
5.       Hitungan kelima: Gerakan maju dengan hentakan kaki kiri kedepan.

(4)      Dari sandang kanan senjata ke depan senjata.
a.       Aba-aba:“DEPAN SENJATA = GERAK”.
b.       Pelaksanaan:Sedang berjalan pada aba-aba pelaksanaan   jatuh pada kaki kanan ditambah satu langkah dilanjutkan mulai hitungan setiap jatuh kaki kiri.
1.       Hitungan kesatu: Setelah aba-aba pelaksanaan, tangan kanan mendorong tali sandang  ke depan hingga senjata miring membentuk sudut 45º bersamaan dengan itu tangan kiri memegang lade bagian bawah 
2.       Hitungan kedua: Senjata dibawa  ke depan badan dengan posisi menyilang diagonal laras serong kiri atas, tangan kanan melepas tali sandang selanjutnya memegang hulu popor bagian atas magazen mengarah  ke bawah.
3.       Hitungan ketiga: Tangan kanan dipindahkan memegang hulu popor.
5.       Hitungan keempat: Senjata diputar 90º hingga magazen mengarah  ke depan.
6.       Hitungan keenam: Gerakan maju dengan hentakan kaki kiri kedepan.




(5)      Dari tangan kiri senjata ke depan senjata.
a.       Aba-aba:“DEPAN SENJATA = GERAK”.
b.       Pelaksanaan: Sedang berjalan pada aba-aba pelaksanaan   jatuh pada kaki kanan ditambah satu langkah dilanjutkan mulai hitungan setiap jatuh kaki kiri.
1.       Hitungan kesatu: Setelah aba-aba pelaksanaan, tangan kanan memegang lade .
2.       Hitungan kedua:  Senjata dibawa  ke depan badan dengan posisi tegak lurus  ke atas,  magazen mengarah  ke depan dan ujung laras sejajar dengan pandangan mata.
3.       Hitungan ketiga: Tangan kiri dipindahkan memegang lade bagian tengah.
4.       Hitungan keempat: Tangan kanan turun memegang hulu popor.
5.       Hitungan kelima:  Senjata dimiringkan  ke kiri hingga 45º, laras serong  ke kiri atas.
6.       Hitungan keenam: Gerakan maju dengan hentakan kaki kiri kedepan.

(6)      Dari tangan kanan senjata ke depan senjata.
a.       Aba-aba:“DEPAN SENJATA = GERAK”.
b.       Pelaksanaan  Sedang berjalan  aba-aba pelaksanaan   jatuh pada kaki kanan ditambah satu langkah dilanjutkan dengan  hitungan setiap jatuh kaki kiri.
1.       Hitungan kesatu: Setelah aba-aba pelaksanaan, tangan kiri memegang lade.
2.       Hitungan kedua: Senjata diangkat hingga pegangan tangan kiri sejajar dengan pundak.
3.       Hitungan ketiga:  Tangan kanan diturunkan melewati  antara badan dan senjata dengan telapak tangan terlebih dahulu.
4.       Hitungan keempat:  Tangan kanan diputar  ke kanan dan memegang hulu popor.
5.       Hitungan kelima:  Senjata diputar  ke kanan dengan poros pegangan tangan kanan, untuk melepaskan tali sandang  dari kalungaan di leher, senjata  kembali  ke depan badan dengan magazen  ke arah bawah.
6.       Hitungan keenam: Senjata diputar 90º hingga magazen mengarah  ke depan.
7.       Hitungan ketujuh: Gerakan maju dengan hentakan kaki kiri kedepan.

(7)    Dari punggung senjata ke depan senjata
a.         Aba-aba: ''DEPAN SENJATA = GERAK''.
b.         Pelaksanaan: Sedang berjalan aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki   kiri ditambah satu langkah dilanjutkan dengan hitungan pada setiap jatuh kaki kiri.
1.       Hitungan kesatu: Setelah aba-aba pelaksanaan, tangan kiri memegang tali sandang bagian atas (di pinggang bagian kanan), tangan kanan memegang lade.
2.       Hitungan kedua: Senjata di tarik menyilang  ke depan badan.
3.       Hitungan ketiga: Tangan kiri dipindah memegang lade bagian bawah.
4.       Hitungan keempat: Tangan kanan dipindah  ke hulu popor.
5.       Hitungan kelima: Senjata diangkat hingga pegangan tangan kiri sejajar dengan pundak.
6.       Hitungan keenam: Tangan kanan diturunkan melewati  antara badan dan senjata dengan telapak tangan terlebih dahulu.
7.       Hitungan ketujuh: Tangan kanan diputar  ke kanan dan memegang hulu popor.
8.       Hitungan kedelapan:  Senjata diputar  ke kanan dengan poros pegangan tangan kanan, untuk melepaskan tali sandang  dari kalungan di leher, senjata  kembali  ke depan badan dengan magazen  ke arah bawah.
9.       Hitungan kesembilan: Senjata diputar 90º hingga magazen mengarah  ke depan.
10.    Hitungan kesepuluh: Gerakan maju dengan hentakan kaki kiri kedepan.

(8)      Dari jinjing kiri senjata ke depan senjata.
a.       Aba-aba: ''DEPAN SENJATA = GERAK''.
b.       Pelaksanaan: Sedang berjalan aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kiri ditambah satu langkah dilanjutkan dengan hitungan pada setiap jatuh kaki kiri.
1.       Hitungan kesatu: Setelah aba-aba pelaksanaan, laras senjata dinaikkan rata-rata air, disambut tangan kanan memegang lade.
2.       Hitungan kedua: Senjata dibawa  ke depan badan dengan posisi tegak lurus  ke atas, jarak satu  kepal  dari badan, magazen mengarah  ke depan dan ujung laras sejajar dengan pandangan mata.
3.       Hitungan ketiga: Tangan kanan dipindahkan memegang hulu popor.
4.       Hitungan keempat: Tangan kiri pindah  ke lade
5.       Hitungan kelima: Senjata diputar 45º  ke kiri hingga menyilang di depan badan, dengan posisi magazen mengarah  ke depan.
6.      Hitungan keenam: Gerakan maju dengan hentakan kaki kiri kedepan.

(9)      Dari jinjing kanan senjata ke depan senjata.
a.       Aba-aba: ''DEPAN SENJATA = GERAK''.
b.       Pelaksanaan: Sedang berjalan aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kiri ditambah satu langkah dilanjutkan dengan hitungan pada jatuh kaki kiri.
1.       Hitungan kesatu: Setelah aba-aba pelaksanaan, laras senjata dinaikkan rata-rata air, disambut tangan kiri memegang lade.
2.       Hitungan kedua: Senjata dibawa  ke depan badan dengan posisi tegak lurus  ke atas, jarak satu  kepal  dari badan, magazen mengarah  ke depan dan ujung laras sejajar dengan pandangan mata.
3.       Hitungan ketiga: Tangan kanan dipindahkan memegang hulu popor.
4.       Hitungan keempat: Senjata diputar 45º  ke kiri hingga menyilang di depan badan, dengan posisi magazen mengarah  ke depan.
5.      Hitungan kelima: Gerakan maju dengan hentakan kaki kiri kedepan.

(10)    Dari kalungkan senjata ke  depan senjata
a.       Aba-aba: ''DEPAN SENJATA = GERAK''.
b.       Pelaksanaan: Sedang berjalan aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kiri ditambah satu langkah dilanjutkan dengan hitungan pada jatuh kaki kiri.
1.       Hitungan kesatu: Setelah aba-aba pelaksanaan, tangan kiri memegang lade.
2.       Hitungan kedua: Senjata diangkat hingga pegangan tangan kiri sejajar dengan pundak.
3.       Hitungan ketiga: Tangan kanan diturunkan melewati  antara badan dan senjata dengan telapak tangan terlebih dahulu.
4.       Hitungankeempat: Tangan kanan diputar  ke kanan dan memegang hulu popor.
5.       Hitungankelima: Senjata diputar  ke kanan dengan poros pegangan tangan kanan, untuk melepaskan tali sandang  dari kalungan di leher, senjata  kembali  ke depan badan dengan magazen  ke arah bawah.
6.       Hitungan keenam: Senjata diputar 90º hingga magazen mengarah  ke depan.

7.       Hitungan ketujuh:  Gerakan maju dengan hentakan kaki kiri kedepan.
Bagian ketiga
LangkahKesamping/Kebelakang/Kedepan

Pasal 49

(1)      Langkah kesamping
a.       Darisikap sempurna.
b.       Aba-aba:“LANGKAH KE KANAN/KIRI = JALAN”.
c.       Pelaksanaan:
1.       Pada aba-aba pelaksanaan tangan kanan mengangkat senjata ± 5 cm kemudian  kaki kanan/kiri dilangkahkan kesamping kanan/kiri sepanjang lebih kurang 40 cm. Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki kanan/kiri dan senjata diletakan ditanah kembali seperti pada sikap sempurna.   
2.       Sebanyak-banyaknyahanya boleh dilakukan 4 langkah.



(2)      Langkah kebelakang
a.       Darisikap sempurna.
b.       Aba-aba:“LANGKAH KE KEBELAKANG = JALAN.
c.       Pelaksanaan:
1.       Pada aba-aba pelaksanaan tangan kanan mengangkat senjata +5 cm kemudian kaki kiri melangkah kebelakang sepanjang 65 cm dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan Selanjutnya kaki kanan dirapatkan pada kaki kiri dan senjata diletakan ditanah kembali seperti pada sikap sempurna.
2.       Melangkah sesuai jumlah langkah yang diperintahkan.
3.       Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap badan seperti dalam sikap sempura.
4.       Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan 4 langkah.

(3)     Langkahkedepan.
a.       Dari sikap sempurna.           
b        Aba-aba: “LANGKAH KEDEPAN = JALAN.
c.       Pelaksanaan:
1.       Pada aba-aba pelaksanaan tangan kanan mengangkat senjata +5 cm kemudian kaki kiri melangkah ke depan sepanjang 65 cm dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukanSelanjutnya kaki  kanan dirapatkan pada kaki kiri dan senjata diletakan ditanah kembali seperti pada sikap sempurna.
2.       Melangkah sesuai jumlah langkah yang diperintahkan.
3.       Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap badan seperti dalam sikap sempurna.
4.       Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan 4 langkah.

0 Response to "BAB IV GERAKAN DI TEMPAT BERSENJATA Bagian keduapuluhtiga "

Posting Komentar