BAB IV GERAKAN DI TEMPAT BERSENJATA Bagian kelima sd kedelapan

BAB IV GERAKAN DI TEMPAT BERSENJATA Bagian kelima sd kedelapan
Di Posting Oleh : NAMA BLOG ANDA (NAMA ANDA)
Kategori : PBB

Bagian kelima
Menyilangkan/Melepaskan Silang Senjata

Pasal 27

(1)      Menyilangkan senjata barisan bersaf
Bentuk barisan bersaf harus  berhitung terlebih dahulu.
a        Dari sikap sempurna senjata disamping badan.
b        Aba- aba: “NOMOR 2,5 DAN 9 SEBAGAI PENYILANG – SILANGKAN SENJATA = MULAI”.
c        Pelaksanaan:
1.       Setelah aba-aba petunjuk "NOMOR 2,5 DAN 9 SEBAGAI PENYILANG", nomor 2,5 dan 9 mengulangi aba-aba petunjuk.
2.       Setelah aba-aba pelaksanaan "SILANGKAN SENJATA MULAI", semua Personel membungkukkan badan, tangan kiri memegang lade bagian bawah.
3.       Penyilang dan Personel sebelah kanan penyilang memindahkan tangan kanan  ke hulu popor, Personel sebelah kiri penyilang memindahkan tangan kiri  ke hulu popor.
4.       Penyilang meletakkan senjata di depan badan, senjata tegak lurus, laras senjata berada di sebelah kanan  kepala, tumit popor berada di antara tengah-tengah ujung sepatu.
5.       Personel di sebelah kanan penyilang  melangkahkan kaki kiri serong  ke kiri bersamaan dengan meletakkan laras menyilang di atas magazen senjata penyilang.
6.       Personel di sebelah kiri penyilang melangkahkan kaki kanan serong  ke kanan bersamaan dengan meletakkan laras menyilang di atas magazen senjata penyilang.
7.       Banjar nomor 7 menyerahkan senjatanya  ke banjar nomor 6 yang berada di samping kanannya untuk disilangkan  ke senjata penyilang.
8.       Setelah aba-aba "SELESAI"      secara bersamaan badan berdiri, membentuk sikap sempurna.
9.       Sedangkan senjata selebihnya diberikan secara beranting kearah penyilang yang terdekat.

(2)      Menyilangkan senjata barisan berbanjar.
a        Dari sikap sempurna senjata disamping kanan badan.
b.       Aba-aba: "BANJAR TENGAH SEBAGAI PENYILANG - SILANGKAN SENJATA = MULAI”.
c.       Pelaksanaan:
1.       Setelah aba-aba petunjuk "BANJAR TENGAH SEBAGAI PENYILANG", banjar tengah mengulangi aba-aba petunjuk.
2.       Setelah aba-aba pelaksanaan "MULAI", semua Personel membungkukkan badan, tangan kiri memegang lade bagian bawah.
3.       Banjar kanan dan banjar tengah memindahkan tangan kanan  ke hulu popor, banjar kiri memindahkan tangan kiri  ke hulu popor.
4.       Banjar tengah memindahkan senjata tegak lurus di depan badan, laras senjata berada di sebelah kanan  kepala, tumit popor berada tengah-tengah antara ujung sepatukiri dan kanan.
5.       Banjar kanan melangkahkan kaki kiri serong ke kiri bersamaan dengan meletakkan laras menyilang di atas magazen senjata banjar tengah, banjar kiri melangkahkan kaki kanan serong  ke kanan bersamaan dengan meletakkan laras menyilang di atas magazen senjata banjar tengah.
6.       Setelah aba-aba "SELESAI" secara bersamaan badan berdiri, membentuk sikap sempurna.
7.       Sedangkan senjata selebihnya diberikan secara estafet kearah penyilang yang terdekat.

(3)      Melepaskan senjata barisan bersaf.
a.       Dari sikap sempurna senjata disilangkan.
b.       Aba-aba: "LEPASKAN SENJATA  = MULAI”.
c.       Pelaksanaan:
1.       pada aba-aba pelaksanaan  bersama membungkukkan badan, untuk personel sebelah kanan penyilang melangkahkan kaki kiri  ke serong kiri, untuk Personel sebelah kiri dan banjar nomor 7 melangkahkan kaki kanan  ke serong kanan.
2.       Tangan kanan memegang hulu popor, tangan kiri memegang lade bagian atas senjata masing-masing  kecuali banjar nomor 7.
3.       Personel banjar nomor 6 menyerahkan senjata milik banjar nomor 7 dengan tangan kiri, banjar nomor 7 menerima senjata dengan tangan kanan memegang hulu popor, tangan kiri memegang lade bagian atas dalam posisi tetap membungkuk, banjar nomor 6  kembali memegang senjatanya.
4.       Setelah aba-aba "SELESAI"      badan berdiri tegap bersamaan dengan kaki ditarik membentuk sikap depan senjata.
5.       Dilanjutkan tegak senjata membentuk sikap sempurna.

(4)      Melepaskan senjata barisan berbanjar.
a.      Dari sikap sempurna senjata disilangkan.
b.      Aba-aba: "LEPASKAN SENJATA = MULAI”.
c.      Pelaksanaan:
1.       Setelah aba-aba pelaksanaan bersama-sama membungkukkan badan, banjar kanan melangkahkan kaki kiri ke serong kiri, untuk banjar kiri melangkahkan kaki kanan  ke serong kanan.
2.       Tangan kanan memegang hulu popor, tangan kiri memegang lade bagian atas.
3.       Setelah aba-aba "SELESAI" badan berdiri tegap bersamaan kaki ditarik membentuk sikap depan senjata.
4.       Dilanjutkan tegak senjata membentuk sikap sempurna senjata di samping badan.

Bagian keenam
Meletakan dan Memegang Senjata

Pasal 28

(1)      Senapan laras panjang.
a.       Meletakkan senjata.
1.       Dari sikap sempurna.
2.       Aba-aba:
a)            "LETAKAN SENJATA  = MULAI”.
b)       "SELESAI" (Diucapkan setelah rangkaian  kegiatan selesai)
3.       Pelaksanaan:
a)            Posisi sikap sempurna senjata di samping badan.
b)           Setelah aba-aba pelaksanaan "MULAI", senjata diputar hingga mengarah  ke samping kanan, pejera  ke arah kiri.
c)            Kaki kiri maju satu langkah  ke depan dengan dihentakkan.
d)           Melaksanakan sikap berlutut, lutut kaki kanan menyentuh  ke tanah, senjata diletakkan dengan laras mengarah  ke depan, pandangan mata tertuju  ke ujung laras, selanjutnya senjata diletakkan  ke tanah.
e)            Setelah senjata berada di tanah, Komandan/ Pemimpin pasukan memberikan aba-aba "SELESAI".
f)             Berdiri membentuk sikap sempurna tanpa senjata.
         
b.       Memegang senjata.
1.       Dari sikap sempurna.
2.       Aba-aba:
a)            SENJATA DITANGAN  = MULAI”.
b)           "SELESAI" (Diucapkan setelah rangkaian  kegiatan selesai)
3.       Pelaksanaan:
a)            Setelah aba-aba pelaksanaan "MULAI", kaki kiri majusatu langkah  ke depan dengan dihentakkan.
b)           Melaksanakan sikap berlutut, lutut kaki kanan menyentuh  ke tanah,  tangan kanan memegang penuh senjata pada bagian lade atas.
c)            Setelah senjata dipegang, maka Komandan/ Pemimpin pasukan memberikan aba-aba "SELESAI".
d)           Secara bersamaan badan berdiri, senjata dibawa  ke samping badan, membentuk sikap sempurna.

(2)      Senjata SMR.
          a.       Meletakkan senjata
1.       Dari sikap sempurna.
2.       Aba-aba
a)            LETAKAN SENJATA = MULAI”.
b)           "SELESAI" (Diucapkan setelah rangkaian  kegiatan selesai)
3.       Pelaksanaan:       
a)            Posisi sikap sempurna senjata di samping badan.
b)           Setelah aba-aba pelaksanaan "MULAI", tangan kanan dipindahkan memegang alat jinjing.
c)            Kaki kiri maju satu langkah  ke depan dengan dihentakkan.
d)           Melaksanakan sikap berlutut, tangan kiri memegang senjata di bagian biport, lutut kaki kanan menyentuh  ke tanah, tangan kiri membuka Kedua biport, senjata diletakkan di tanah dengan laras mengarah ke depan, pandangan mata tertuju  ke ujung laras.
e)            Setelah senjata berada di tanah, Komandan/ Pemimpin pasukan memberikan aba-aba "SELESAI".
f)             Berdiri membentuk sikap sempurna tanpa senjata.

b.       Pegang senjata. SMR
          1.       Dari sikap sempurna.
2.       Aba-aba:
a)            SENJATA DITANGAN = MULAI”.
b)           "SELESAI" (Diucapkan setelah rangkaian  kegiatan selesai)
                    3.       Pelaksanaan:
a)            Pada aba-aba pelaksanaan      kaki kiri maju satu langkah  ke depan dengan dihentakkan.
b)           Tangan kanan memegang jinjingan senjata.
c)            Tangan kiri memegang lade bagian atas.
d)           Setelah senjata dipegang, maka Komandan/ Pemimpin pasukan memberikan aba-aba "SELESAI".
e)            Secara bersamaan badan berdiri kaki kiri dirapatkan ke tumit kaki kanan, senjata dibawa ke samping badan,tangan kiri melipat biport.
f)             Tangan kiri kembali ke samping kiri badanmembentuk sikap sempurna.
g)            Untuk gerakan kelompok/pasukan dilaksanakan secara serentak bersama-sama.

Bagian ketujuh
Pundak  Senjata

Pasal 29

(1)      Senapan laras panjang.
a.       Pundak kiri.
1.       Dari sikap sempurna.
2.       Aba-aba:“PUNDAK KIRI SENJATA = GERAK”.
3.       Pelaksanaan:
a)            Senapan diangkat dengan tangan kanan,bersamaan dengan itu tangan kiri memegang lade, kedua lengan atas rapat pada badan, senapan dibawa lurus ke depan tengah-tengah badan antara selebar tangan, pejera menghadap ke belakanglengan kiri merupakan sudut 90º dan rapat pada badan.
b)           Tangan kanan memegang hulu popor dengan tangan hampir mengencang jari-jari rapat satu sama lainnya.
c)            Punggung tangan kanan menghadap ke kanan.
d)           Senapan ditegakan di depan pundak kiri dengan pejera menghadap ke kanan. Tangan kiri memegang popor, ibu jari disebelah kiri, jari-jari lainnya rapat dimuka popor, lengan kiri rapat pada badan dan merupakan sudut  90º.
e)            Senjata diletakan dipundak kiri dengan pemegang penegang (knop grendel) menghadap ke atas.
f)             Lengan kanan kembali dalam sikap sempurna.
g)            Tegak senjata.
1)       Aba-aba:“TEGAK SENJATA = GERAK”.
2)       Pelaksanaan:
aa.     Tangan kanan memegang hulu popor, siku kanan tetap merapat pada badan,jari-jari rapat satu sama lainnya.
bb.     Kemudian menurunkan senjata dengan punggung tangan kanan menghadap ke
kanan merapat pada hulu popor, jari-jari rapat satu sama lainnyatangan kiri memegang lade. Kedua lengan rapat pada badan.
cc.     Tangan kanan memegang lade bagian atas.Bersamaan senjata dibawa ke samping kanan badan, tangan kiri memegang laras bagian depan dengan jari-jari rapat mengantarkan senjata ke samping kanan badan.
dd.     Meletakan popor di tanahdengan tidak berbunyi.
ee.     Lengan kiri kembali ke samping kiri seperti sikap sempurna.

b.       Pundak kanan.
1.           Dari sikap sempurna.
2.           Aba-aba:“PUNDAK KANAN SENJATA= GERAK”.
3.           Pelaksanaan:
a)            Senapan diangkat dengan tangan kanan, bersamaan dengan itu tangan kiri memegang lade, kedua lengan atas rapat pada badan, senapan dibawa lurus ke depan tengah-tengah badan antara selebar tangan, pejera menghadap ke belakang lengan kiri membentuk sudut 90º dan rapat pada badan.
b)           Tangan kiri memegang hulu popor.
c)            Senapan ditegakan di depan pundak kanan dengan pejera menghadap ke kiri. Tangan kanan memegang dasar popor, ibu jari disebelah kanan, jari-jari lainnya rapat dimuka popor, lengan kanan rapat pada badan dan sehingga membentuk sudut  90º.
d)           Senjata diletakan dipundak kanan dengan pemegang penegang (knop grendel) menghadap ke bawah.
e)            Lengan kiri kembali dalam sikap sempurna.
f)             Tegak senjata.
1)           Aba-aba:  “TEGAK SENJATA = GERAK”.
2)           Pelaksanaan:
aa.         Tangan kiri memegang hulu popor.
bb.        Senapan dipindahkan dengan tangan kiri lurus ke depan tengah-tengah badan. Bersamaan dengan gerakan itu tangan kanan memegang lade dengan sudut 90º, pejera menghadap ke belakang.
cc.         Tangan kanan dipindahkan ke atas lebih kurang dua kepal.
dd.        Bersamaan senjata dibawa ke samping kanan badan, tangan kiri memegang laras bagin depan dengan jari-jari rapat mengantarkan senjata ke samping kanan badan.
ee.         Meletakan popor di tanahdengan tidak berbunyi.
ff.           Tangan kiri kembali ke samping kiri (seperti sikap sempurna bersenjata).

a.            Pindah Senjata.
1.           Dari pundak kiri ke kanan.
a)            Aba-aba:“PUNDAK KANAN SENJATA = GERAK”.
b)           Pelaksanaan:
1)           Tangan kanan memegang hulu popor, siku kiri tetap merapat pada badan.
2)           Kemudian menurunkan senjata seperti hormat senjata.
3)           Tangan kanan dipindahkan dan memegang lade bagian atas.
4)           Tangan kiri memegang hulu popor.
5)           Senapan ditegakan di depan pundak kanan dengan pejera menghadap ke kiri. Tangan kanan memegang dasar popor, ibu jari disebelah kanan, jari-jari lainnya rapat dimuka popor, lengan kanan rapat pada badan dan sehingga membentuk sudut  90º.
6)           Senjata diletakan dipundak kanan dengan pemegang penegang (knop grendel) menghadap ke bawah.
7)           Lengan kiri kembali dalam sikap sempurna.
2.           Dari pundak kanan ke pundak kiri.
a)            Aba-aba:  “PUNDAK KIRI SENJATA = GERAK”
b)           Pelaksanaan:
1)           Tangan kiri memegang hulu popor, siku kiri merapat pada badan.
2)           Kemudian menurunkan senjata seperti Hormat senjata.
3)           Tangan kiri memegang lade bagian atas, tangan kanan memegang hulu popor.
4)           Senapan ditegakan di depan pundak kiri dengan pejera menghadap ke kanan. Tangan kiri memegang dasar popor, ibu jari disebelah kiri, jari-jari lainnya rapat dimuka popor, lengan kiri rapat pada badan dan membentuk sudut  90º.
5)           Senjata diletakkan dipundak kiri dengan pemegang penegang (knop grendel) menghadap ke atas.
6)           Lengan kanan kembali dalam sikap sempurna.

(2)     Senjata mesin ringan(SMR).
a.       Pundak kiri senjata.
b.       Dari sikap sempurna
c.       Aba-aba:  “PUNDAK KIRI SENJATA = GERAK”.   
d.       Pelaksanaan:
1.       Badan dibungkukkan, lutut lurus, tangan kiri memegang pegangan bawah.
2.       Senjata diangkat dengan kedua tangan sambil menegakkan badan, senjata diletakan diatas pundak kiri melalui atas kepala, pejera menghadap kekanan.
3.       Tangan kanan memegang hulu popor.
4.       Tangan kiri memegang dasar popor diantara jari telunjuk dan jari tengah.
5.       Tangan kanan kembali dalam sikap sempurna.
6.       Tegak senjata.
a)            Aba-aba:  “TEGAK SENJATA = GERAK”.
b)           Pelaksanaan:
1)       Tangan kanan memegang hulu popor.
2)       Tangan kiri memegang pegangan bawah.
3)       Tangan kanan memegang senjata seperti pada sikap sempurna melalui atas kepala.
4)       Badan dibungkukan, lutut tidak dibengkokan.
5)       Senjata diturunkan disebelah kaki kanan.
6)       Kembali dalam sikap sempurna.

(3)      Senjata mini.
a.       Pundak kiri senjata.
b.       Dari sikap sempurna
c.       Aba-aba:  “PUNDAK KIRI SENJATA = GERAK”.   
d.       Pelaksanaan:
1.       Badan dibungkukan, kaki lurus lutut tidak dibengkokan, tangan kiri memegang penegang pistol.
2.       Tangan kanan dipindahkan ke bawah memegang jinjingan senjata.
3.       Senjata diangkat ke atas, dengan tangan kanan melewati atas kepala, pelindung tangan diletakan diatas pundak kiri dan kedudukan pegangan pistol menghadap ke kiri.
4.       Tangan kanan memegang hulu popor dengan ibu jari berada di bawah dan punggung tangan menghadap ke atas.
5.       Tangan kiri dipindahkan memegang telapak/dasar popor punggung tangan kiri menghadap ke depan.
6.       Tangan kanan kembali ke sikap sempurna.
7.       Tegak senjata.
a)            Aba-aba:  “TEGAK SENJATA = GERAK”.
b)           Pelaksanaan:
1)     Tangan kanan memegang hulu popor, ibu jari berada di bawahdan punggung tangan menghadap ke atas.
2)      Tangan kiri memegang pegangan pistol, ibu jari berada di bawah dan punggung tangan menghadap ke atas.
3)       Tangan kanan memegang jinjingan senjata.
4)      Badan dibungkukan, bersamaan dengan itu senjata diturunkan ke samping kanan badan dengan tangan kanan melewati atas kepala, selanjutnya diletakan diatas tanah dengan kedudukan pegangan pistol menghadap kedepan.

5)      Badan ditegakan, bersamaan dengan itu, tangan kiri memegang pelindung tangan bagian atas dari depan, punggung ibu jari menghadap ke dalam punggung tangan menghadap ke depan.
6)       Tangan kanan memegang laras diatas pejera.
                   7)       Tangan kiri kembali ke sikap sempurna.

(4)      Mortir 6 ( 60 Komando).
a.       Pundak kiri senjata.
b.       Dari sikap sempurna
c.       Aba-aba:  “PUNDAK KIRI SENJATA = GERAK”.
d.       Pelaksanaan:
1.       Badan dibungkukan, kaki lurus lutut tidak dibengkokan, tangan kiri memegang laras bagian atas.
2.       Tangan kanan memegang laras bagian bawah diatas landasan.
3.       Senjata diangkat ke atas, dengan tangan kanan dan tangan kiri melewati atas kepala.
4.       Diletakan diatas pundak kiri dan pengupil tembakan menghadap keatas.
5.       Tangan kiri dipindahkan memegang laras bagian bawah di atas landasan.
6.       Mulut laras menghadap kebelakang.
7.       Tangan kanan kembali ke sikap sempurna.
8.       Tegak senjata.
a)            Aba-aba:  “TEGAK SENJATA = GERAK”.
b)           Pelaksanaan:
1)       Tangan kanan memegang laras bagian bawah diatas landasan.
2)       Tangan kiri memegang laras bagian atas.
3)       Badan dibungkukan, bersamaan dengan itu senjata diturunkan ke samping kanan badan dengan tangan kanan melewati atas kepala, selanjutnya diletakan diatas tanah.
4)       Badan ditegakan, bersamaan dengan itu, tangan kanan memegang laras bagian atas dari depan, punggung ibu jari menghadap ke dalam punggung tangan menghadap ke depan.
5)       Tangan kiri kembali ke sikap sempurna.

Bagian kedelapan
Istirahat  di Tempat

Pasal 30

(1)        Senapan laras panjang.
a.            Sikap istirahat berdirisenjata di tangan.
1.       Dari sikap sempurna berdiri.
1.           Aba-aba:  “ISTIRAHAT DI TEMPAT  = GERAK”
2.           Pelaksanaan:
a)            Pada aba-aba pelaksanaanTangan kanan lurus mendorong laras ke depan, hingga senjata condong ke depan.
b)           Bersamaan dengan itu kaki kiri dibuka selebar bahu dantangan kiri dibawa ke belakang di bawah pinggang/kopelrem mengepal dengan punggung telapak tangan menghadap ke dalam, pandangan mata tetap lurus ke depan.
c)            Ujung dasar popor tetap sejajar dengan ujung sepatu kanan.

b.           Sikap istirahat berdiri senjata dikalungkan/popor dilipat.
1.           Dari sikap sempurna berdiri.
2.           Aba-aba:  “ISTIRAHAT DI TEMPAT  = GERAK”.
3.           Pelaksanaan:
a)            Pada aba-aba pelaksanaantangan kanan tetap memegang hulu popor, ibu jari menempel diatas hulu popor, keempat jari rapat memegang hulu popor, punggung tangan menghadap kedepan.
b)           Bersamaan dengan itu kaki kiri dibuka selebar bahu dantangan kiri dibawa ke belakangdi bawah pinggang/kopelrem mengepal dengan punggung telapak tangan menghadap ke dalam, pandangan mata tetap lurus ke depan.
c.            Sikap istirahat berdiri senjata di punggung.
1.           Dari sikap sempurna berdiri.
2.           Aba-aba:  “ISTIRAHAT DI TEMPAT = GERAK”.
3.           Pelaksanaan:
a)            Kaki kiri dipindahkan kesamping kiridengan jarak selebar bahu.
b)           Kedua belah tangan dibawa ke belakang dengan posisi kedua kepalan tangan di bawah pinggang/kopelrim.
c)            Punggung tangan kanan diatas telapak tangan kiri.
d)           Tangan kanan mengepal.
e)            Tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan dengan ibu jari dan jari telunjuk tepat di pergelangan tangan kanan.
f)             Pandangan mata tetap lurus  ke depan.
b.           Sikap istirahat duduk bersila
1.           Dari sikap sempurna duduk bersila bersenjata tersandar dipundak kiri.
2.           Aba-aba:ISTIRAHAT DI TEMPAT  = GERAK”.
3.           Pelaksanaan:
a)            Senjata tetap  tersandar di pundak kiri.
b)           Badan dikendorkan.
c)            Kedua tangan dibengkokkan di depan badan, dan   kedua lengan bersandar diatas paha.
d)           Tangan kanan memegang pergelangan tangan kiri dengan ibu jari dan jari telunjuk, punggung kedua tangan menghadap  ke atas.
e)            Kedua kaki tetap bersila rapat.
f)             Kaki kiri berada di bawah kaki kanan di atas.
g)            Tumpuan berat badan bertumpu pada pinggul.
h)           Pandangan mata tetap lurus  kedepan.

c.            Sikap istirahat duduk di kursi bersenjata.
1.           Dari sikap sempurna duduk dikursi bersenjata.
2.           Aba-aba:ISTIRAHAT DI TEMPAT  = GERAK”.
3.           Pelaksanaan:
a)            Pada aba-aba pelaksanaantangan kanan tetap memegang hulu popor, kedua tumit dibuka selebar bahu, sikap duduk bersandar disandaran kursi.
b)           Tangan kiri diletakan di atas paha kiri tetapi tidak  diluruskan/dikendorkan.
c)            Bagi Wanita TNI yang menggunakan celana panjang maupun rok  kedua tumit dan lutut tetap dirapatkan.
d)           Badan dilemaskan.
e)            Pandangan mata tetap lurus  ke depan.
f)             Selanjutnya melakukan ketentuan sikap istirahat duduk di kursi seperti gerakan perorangan  di tempat tanpa senjata  (lihat Pasal 8 b).
d.           Sikap istirahat duduk bersila bersenjata.
1.           Dari sikap sempurna duduk bersila bersenjata.
2.           Aba-aba:  “ISTIRAHAT DI TEMPAT = GERAK”.
3.           Pelaksanaan:
a)            Senjata diletakkan dibahu kanan, tangan kanan tetap memegang hulu popor dan dikendorkan lebih rilek.
b)           Badan di kendorkan kaki tetap bersila rapat.
c)            Kaki kiri berada di bawah kaki kanan diatas.
d)           Tumpuan berat badan bertumpu pada pinggul.
e)            Pandangan mata tetap lurus  kedepan.
f)             Untuk gerakan kelompok/pasukan dilaksanakan secara serentak bersama-sama.

(2)      Senjata Pistol.
a.           Sikap istirahat berdiri bersenjata pistol.
1.       Dari sikap sempurna berdiri senjata pistol dalam sarung.
2        Aba-aba:  “ISTIRAHAT DI TEMPAT = GERAK”.
3.       Pelaksanaan:
a)            Kaki kiri dipindahkan kesamping kiri, dengan jarak selebar bahu.
b)           Kedua belah tangan dibawa kebelakang dengan posisi kedua kepalan tangan dibawah pinggang/kopelrim.
c)            Punggung tangan kanan diatas telapak tangan kiri.
d)           Tangan kanan menggenggam.
e)            Tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan dengan ibu jari dan jari telunjuk tepat dipergelangan tangan kanan.
f)             Pandangan mata tetap lurus  ke depan.




b.       Sikap istirahat duduk di kursi bersenjata pistol.
a.       Dari sikap sempurna duduk di kursi bersenjata pistol dalam sarung.
b.       Aba-aba:  “ISTIRAHAT DI TEMPAT  = GERAK”.
c.       Pelaksanaan:
1.       Kedua  kaki dibuka selebar bahu.
2.       Bagi Wanita TNI yang menggunakan celana panjang kedua tumit, dan lutut dibuka selebar bahu, bagi yang menggunakan rok tumit dan lutut tetap dirapatkan.
3.       Badan dikendorkan.
4.       Lengan dibengkokan/ditekuk, jari-jari tangan dibuka, punggung tangan menghadap  keatas, tangan kiri  diletakkan di atas paha kiri dan tangan kanan di atas paha kanan.
5.       Pandangan mata tetap lurus ke depan.
6.       Untuk gerakan kelompok/pasukan dilaksanakan secara serentak bersama-sama.
7.       Pelaksanaan gerakan istirahat perhatian pada dasarnya sama dengan gerakan istirahat biasa duduk hanya kepala dan pandangan mata ditujukan kepada yang memberikan   perhatian maksimal 45º’.
c.       Sikap istirahat biasa duduk bersila bersenjata pistol dalam sarung.
a.       Dari sikap sempurna duduk bersila bersenjata pistol dalam sarung.
b.       Aba-aba:  “ISTIRAHAT DI TEMPAT = GERAK”.
c.       Pelaksanaan:
1.       Badan dikendorkan.
2.       Kedua tangan dibengkokkan didepan badan, dan   kedua lengan bersandar diatas paha.
3.       Tangan kanan memegang pergelangan tangan kiri dengan ibu jari dan jari telunjuk, punggung kedua tangan menghadap  ke atas.
4.       Kedua kaki tetap bersila rapat.
5.       Kaki kiri berada di bawah kaki kanan diatas.
6.       Tumpuan berat badan bertumpu pada pinggul.
7.       Pandangan mata tetap lurus  kedepan.
8.       Untuk gerakan kelompok/pasukan dilaksanakan secara serentak bersama-sama.
9.       Pelaksanaan gerakan istirahat perhatian pada dasarnya sama dengan gerakan istirahat biasa duduk bersila, hanya kepala dan pandangan mata ditujukan kepada yang memberi  perhatian maksimal 45º.

(3)      Senjata Mesin Ringan (SMR).
a.       Dari sikap sempurna berdiri dengan SMR.
b.       Aba-aba:  “ISTIRAHAT DI TEMPAT = GERAK”.
c.       Pelaksanaan:
1.       Pada aba-aba pelaksanaan Tangan kanan seperti sikap sempurna,senjata tidakdi condong ke depan.
2.       Bersamaan dengan itu kaki kiri dibuka selebar bahu dan tangan kiri dibawa ke belakang di bawah pinggang/ kopelrem mengepal dengan punggung telapak tangan menghadap kedalam, pandangan mata tetap lurus ke depan.
3.       Ujung dasar popor tetap sejajar dengan ujung sepatu kanan.
4.       Jika istirahat lama komandan dapat memberikan petunjuk “SMR letakan”.Pada petunjuk ini pemegang SMR mengerjakan gerakan sebagai berikut:
a)            Tangan kanan memegang pegangan atas, tangan kiri memegang hulu kaki senjata dan membukanya.
b)           Kaki kiri dimajukan setengah langkah ke muka dan senjata diletakan diatas tanah sambil membungkuk-an lutut kaki kiri.
c)            Mengambil sikap sempurna dengan merapatkan kaki kiri kembali pada kaki kanan, kemudian mengambil sikap “Istirahat ditempat”.

(4)      Senjata Minimi.
a.       Dari sikap sempurna berdiri sama dengan SMR .
b.       Aba-aba:  “ISTIRAHAT DI TEMPAT = GERAK”.
c.       Pelaksanaan:
     1.       Pada aba-aba pelaksanaan Tangan kanan lurus mendorong laras ke depan, hingga senjata condong ke depan .
2.       Bersamaan dengan itu kaki kiri dibuka selebar bahu dantangan kiri dibawa ke belakangdi bawah pinggang/ kopelrem mengepal dengan punggung telapak tangan menghadap kedalam, pandangan mata tetap lurus ke depan.
3.       Ujung dasar popor tetap sejajar dengan ujung sepatu kanan.
4.       Jika istirahat lama komandan dapat memberikan petunjuk “Minimi letakan”.Pada petunjuk ini pemegang minimi mengerjakan gerakan sebagai berikut:
a)            Tangan kanan memegang pegangan atas, tangan kiri memegang hulu kaki senjata dan membukanya.
b)           Kaki kiri dimajukan setengah langkah ke muka dan senjata diletakan diatas tanah sambil membungkuk-an lutut kaki kiri.

c)            Mengambil sikap sempurna dengan merapatkan kaki kiri kembali pada kaki kanan, kemudian mengambil sikap Istirahat ditempat.

0 Response to "BAB IV GERAKAN DI TEMPAT BERSENJATA Bagian kelima sd kedelapan"

Posting Komentar