Di Posting Oleh : NAMA BLOG ANDA (NAMA ANDA)
Kategori : PBB
BAB IV
GERAKAN
DI TEMPAT BERSENJATA
Bagian pertama
Kendorkan dan Kencangkan Tali
Sandang
Pasal 23
(1)
Senjata M16 A1.
a.
Kendorkan tali sandang.
1.
Dari sikap sempurna berdiri senjatadisamping kanan.
2.
Aba-aba:“KENDORKAN TALI
SANDANG = MULAI”.
3.
Pelaksanaan:
a)
Pada aba-aba pelaksanaan badan
dibongkokkan, kaki lurus, lutut tidak dibengkokan, bersamaan itu
tangan kiri memegang pelindung tangan/lade bagian bawah.
b)
Tangan kanan diluncurkan ke bawah memegang rumah
magazen, bersamaan dengan itu senjata dikepit.
c)
Tangan kiri memegang gesper tali sandang, tangan
kanan membantu mengendorkan tali sandang.
d)
Setelah tali sandang dikendorkan sepanjang ± dua
kepal, tangan kiri memegang rumah magazen, tangan kanan kembali memegang lade/pelindung
tangan bagian atas.
e)
Pada aba-aba “SELESAI”. badan ditegakkan, bersamaan dengan itu tangan kiri mengantar laras senjata ke
samping kanan badan selanjutnya kembali kesikap sempurna.
b.
Kencangkan tali sandang.
1.
Dari sikap sempurna berdiri senjata disamping kanan.
2.
Aba-aba:“KENCANGKAN TALI
SANDANG = MULAI”.
3.
Pelaksanaan:
a)
Pada aba-aba pelaksanaan badan
dibongkokkan 90º,kaki lurus, lutut tidak dibengkokan, bersamaan itu tangan kiri memegang
pelindung tangan/lade bagian bawah.
b)
Tangan kanan diluncurkan ke bawah memegang rumah
magazen, bersamaan dengan itu senjata dikepit.
c)
Tangan kiri memegang gesper tali sandang, tangan
kanan membantu mengencangkan tali sandang untuk ditempelkan pada
dasar magazen.
d)
Setelah tali sandang kencang, tangan kiri memegang dasar magazen,
tangan kanan memegang lade bagian atas.
e)
Setelah aba-aba "SELESAI" badan
ditegakkan kembali bersamaan dengan itu
tangan kiri mengantar laras senjata ke
samping kanan badan.
f)
Selanjutnya tangan kiri kembali
ke samping badan membentuk sikap sempurna.
(2)
Senjata FNC/SS1.
a. Kendorkan tali sandang.
1. Dari sikap sempurna berdiri senjata disamping kanan.
. Aba-aba:“KENDORKAN TALI SANDANG = MULAI”.
3. Pelaksanaan:
a)
Pada aba-aba pelaksanaan badan
dibongkokkan 90º,kaki lurus, lutut tidak dibengkokan, bersamaan itu tangan kiri memegang
pelindung tangan/lade bagian bawah.
b)
Tangan kanan diluncurkan ke bawah memegang rumah
magazen,bersamaan dengan itu senjata dikepit.
c)
Tangan kiri memindahkan kaitan tali sandang dari cincin kait tali sandang bawah ke cincin kait tali sandang tengah.
d)
Setelah aba-aba "SELESAI" tangan
kanan memegang lade bagian atas selanjutnya badan ditegakkan bersamaan dengan
itu tangan kiri mengantar laras ke
samping kanan badan.
e)
Selanjutnya tangan kiri kembali
ke samping badan membentuk sikap sempurna.
b. Kencangkan tali sandang.
1. Dari sikap sempurna berdiri senjata disamping kanan.
2. Aba-aba:“KENCANGKAN TALI
SANDANG = MULAI”.
3. Pelaksanaan:
a)
Pada aba-aba pelaksanaan badan
dibongkokkan 90º,kaki lurus, lutut tidak dibengkokan, bersamaan itu tangan kiri memegang
pelindung tangan/lade bagian bawah.
b)
Tangan kanan diluncurkan ke bawah memegang rumah
magazen bersamaan dengan itu senjata dikepit.
c)
Tangan kiri memindahkan kaitan tali sandang dari cincin kait tali sandang tengah ke cincin kait tali sandang bawah.
d)
Setelah aba-aba "SELESAI" tangan kanan
memegang lade bagian atas selanjutnya badan ditegakkan bersamaan dengan itu
tangan kiri mengantar laras ke samping
kanan badan.
e)
Selanjutnya tangan kiri kembali ke
samping badan membentuk sikap sempurna.
Bagian kedua
Sikap Sempurna
Pasal 24
(1) Sikap
sempurna senapan laras
panjang.
a. Dari sikap istirahat.
b. Aba-aba:“SIAP= GERAK”.
c. Pelaksanaan:
1. Pada aba-aba pelaksanaan tangan kanan ditarik kesamping badan, bersamaan dengan itu tangan kiri ditarik lurus kesamping badan dengan tangan menggenggam ibu
jari menghadap kedepan.
2. Tangan kanan lurus disamping badan memegang senapan.
3. Senapan berdiri melekat pada badan, popor terletak diatas
tanah disebelah kanan rapat pada kaki kanan, ujung popor segaris dengan ujung
kaki, pejera lurus ke belakang.
(2) Sikap sempurna senapan, popor di lipat (senjata dikalungkan).
a. Dari sikap
istirahat.
b. Aba-aba:“SIAP = GERAK”.
c. Pelaksanaan:
1. Senjata dikalungkan menyilang/diagonal didepan dada dengan laras serong
kekiri atas.
2. Lengan kiri merapat disamping badan seperti sikap sempurna tanpa
senjata
.
3. Tangan kanan memegang hulu popor, ibu jari menempel diatas hulu popor,
keempat jari rapat memegang hulu popor, punggung tangan menghadap kedepan.
(3) Sikap sempurna senjata pistol.
a. Aba-aba:“SIAP = GERAK”.
b. Pelaksanaan:
(Sama dengan sikap sempurna
tanpa senjata).
(4) Sikap sempurna senjata mesin ringan (SMR) dan minimi.
a. Dari sikap istirahat.
b. Aba-aba:“SIAP = GERAK”.
c. Pelaksanaan:
(Sama dengan sikap sempurna dengan senapan laras panjang).
(5) Sikap
sempurna senjata Mortir 6/60/komando.
a. Dari sikap istirahat.
b. Aba-aba:“SIAP = GERAK”.
c. Pelaksanaan:
1. Mortir diletakan pada
landasannya.
2. Tegak lurus keatas dengan
pengumpil tembakan menghadap ke belakang.
3. Melaksanakan sikap
sempurna tanpa senjata.
Bagian ketiga
Perubahan arah
Pasal 25
(1) Hadap kanan.Dari sikap sempurna berdiri senjata disamping kanan.
a. Aba-aba:“HADAP
KANAN = GERAK”.
b. Pelaksanaan:
1. Pada aba-aba peringatan tangan kanan mengangkat
senjata setinggi 5 cm dengan tidak
bergerak ujung depan dasar popor lurus
dengan ujung kaki kanan.
2. Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang di depan kaki kanan, lekukan kaki kiri
berada di ujung kaki kanan, berat badan berpindah ke kaki kanan pandangan mata tetap lurus kedepan.
3. Tumit kaki kanan dengan badan diputar ke kanan 90º dengan poros tumit kaki kanan.
4. Kaki kiri dirapatkan kembali
ke kaki kanan seperti dalam keadaan sikap sempurna.
5. Senjata diletakan kembali
seperti sekap sempurna.
(2) Hadap kiri. Dari sikap sempurna berdiri senjata disamping kanan.
a. Aba-aba:“HADAP KIRI= GERAK”.
b. Pelaksanaan:
1. Pada aba-aba peringatan tangan kanan mengangkat
senjata setinggi 5 cm dengan tidak goyang, ujung depan dasar popor lurus dengan ujung kaki kanan.
2. Pada aba-aba pelaksanaan kaki kanan diajukan melintang di depan kaki kiri, lekukan kaki kanan berada di ujung kaki kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri pandangan mata tetap lurus
kedepan.
3. Tumit kaki kiri dengan badan diputar ke kanan 90ºdengan poros tumit kaki kiri.
4. Kaki kanan dirapatkan kembali ke kaki
kiri seperti dalam keadaan sikap sempurna.
5. Senjata diletakan kembali
seperti sikap sempurna.
(3) Hadap serong kanan.Dari sikap sempurna berdiri senjata disamping kanan.
a. Aba-aba:“HADAP SERONG KANAN= GERAK”.
b. Pelaksanaan:
1.
Pada aba-aba
peringatan tangan kanan mengangkat senjata setinggi 5 cm dengan tidak goyang, ujung depan dasar popor lurus dengan ujung kaki kanan.
2. Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri
digeser sejajar dengan kaki kanan, berjarak ± 20 cm atau selebar bahu, posisi
badan dan pandangan mata tetap lurus kedepan.
3. Kaki
kanan dan badan diputar ke kanan 45º
dengan poros tumit kaki kanan.
4. Tumit
kaki kiri dirapatkan ke tumit kaki kanan (tidak diangkat).
5. Senjata diletakan kembali
seperti dalam keadaan sikap sempurna.
(4) Hadap serong kiri.Dari sikap sempurna berdiri senjata disamping kanan.
a. Aba-aba:“HADAP SERONG KIRI= GERAK”.
b. Pelaksanaan:
1. Pada
aba-aba peringatan tangan kanan mengangkat senjata setinggi 5 cm dengan tidak
goyang,ujung depan dasar popor lurus
dengan ujung kaki kanan.
2. Pada aba-aba pelaksanaan kaki kanan digeser sejajar dengan kaki kiri, berjarak ± 20 cm atau selebar bahu, posisi badan
dan pandangan mata tetap lurus kedepan.
3. Kaki kiri dan badan diputar ke kiri 45º dengan poros tumit kaki kiri.
4. Tumit
kaki kanan dirapatkan ke tumit kaki kiri (tidak diangkat).
5. Senjata diletakan kembali
seperti dalam keadaan sikap sempurna.
(5) Balik kanan.Dari sikap sempurna berdiri senjata disamping kanan.
a. Aba-aba:“BALIK KANAN= GERAK”.
b. Pelaksanaan:
1. Pada aba-aba peringatan tangan kanan mengangkat
senjata setinggi 5 cm dengan tidak goyang,ujung depan dasar popor lurus dengan ujung kaki kanan.
2. Kaki
kiri diajukan melintang di depan kaki kanan, lekukan kaki kiri di ujung kaki
kanan membentuk huruf ”T” dengan jarak satu
kepalan tangan, tumpuan berat badan berada di kaki kiri, posisi badan
dan pandangan mata tetap lurus kedepan.
3. Kaki
kanan dan badan diputar ke kanan 180º
dengan poros tumit kaki kanan.
4. Tumit
kaki kiri dirapatkan ke tumit kaki kanan tidak diangkat, Senjata diletakkan kembali seperti dalam keadaan sikap sempurna.
Bagian
keempat
Sangkur
Pasal 26
(1) Siapkan dan kancingkan sangkur.
a. Siapkan sangkur.
1. Dari
sikap sempurna tergantung di kopel sebelah kiri badan
2. Aba-
aba: “SIAPKAN SANGKUR = GERAK”.
3. Pelaksanaan:
a) Setelah aba-aba
peringatan kepala menengok ke arah
sangkur bersamaan tangan kiri menepuk tangkai sangkur, tangan kiri membuka
kancing sangkur, tali kancing sangkur dilipat
ke balik tali sarung sangkur, selanjutnya kelima jari tangan kiri rapat menempel
tangkai sangkur dengan siku membentuk sudut 45º.
b) Pada aba-aba
"GERAK" tangan kiri dan
kepala kembali membentuk sikap sempurna.
b Kancingkan sangkur.
1. Dari
sikap sempurna tergantung di kopel sebelah kiri badan.
2. Aba-aba:
“KANCINGKAN SANGKUR = GERAK”.
3. Pelaksanaan:
a)
Setelah aba-aba peringatan, tangan kiri menepuk
tangkai sangkur diikuti pandangan mata
senjata tetap di samping badan.
b)
Tangan kiri mengunci kancing sangkur, ke empat jari rapat dengan ibu jari siap
menekan kancing sangkur, siku membentuk sudut 45º.
c)
Pada aba-aba
"GERAK" ibu jari tangan kiri menekan kancing sangkur .
d)
Selanjutnya tangan kiri kembali
ke sikap sempurna, pandangan mata lurus
ke depan.
(2) Pasang dan lepas sangkur.
a. Pasang sangkur popor tidak dilipat.
1. Senapan popor tidak dilipat.
2. Dari sikap sempurna senjata di kanan badan.
3. Aba-aba:
“PASANG SANGKUR = GERAK”.
4. Pelaksanaan:
a)
Pada aba-aba peringatan, senapan diputar pada ujung popor depan sehingga
mulut laras berada di depan perutdengan tangan kanan merapat pada paha,bersamaan dengan itu tangan kiri memegang hulu
sangkur ibu jari rapat pada pada hulu sangkur di sebelah dalam.
b)
Punggung tangan kiri serong ke muka, siku ke samping jari-jari rapat satu sama lain.
c)
Sangkur di cabut dengan tangan kiri ujung tajamnya menujuserong ke kiri atas dibawa melalui
depan badan ke ujung senapan dan siap untuk
dipasang pada tempatnya dengan tidak bersuara.
d)
Grakan tangan kiri diikuti oleh pandangan mata.
e)
Pada Aba-aba pelaksanaan “GERAK” sangkur dipasang pada
tempatnya dan diikuti oleh pandangan mata.
f)
Senapan dikembalikan kesamping kanan
dalam sikap sempurna diantar oleh tangan kiri, jari-jari lurus rapat setinggi
mulut laras, punggung tangan menghadap ke depan dan pandangan mata kembali ke
depan.
g)
Tangan kiri kembali dalam sikap sempurna.
b. Pasang
sangkur popor dilipat
1. Senapan popor
dilipat.
2. Dari
sikap sempurna senjata dikalungkan depan badan.
3. Aba-
aba: “PASANG SANGKUR = GERAK”.
4. Pelaksanaan:
a)
Pada aba-aba peringatan, tangan kanan menekan hulu
popor ke dalam sehingga kedudukan senjata merapat pada badan, bersamaan dengan
itu tangan kiri memegang hulu sangkur, ibu jari rapat pada hulu sangkur sebelah
dalam, punggung tangan menghadap ke luar serong ke depan, siku ke samping dan
jari-jari merapat pada punggung sangkur sebelah luar.
b)
Tangan kiri mencabut sangkur dari
sarungnya ke atas, kemudian pergelangan tangan kiri diputar ke kiri sehingga
ujung tajam sangkur menuju serong ke kiri atas, selanjutnya dibawa ke ujung laras dan siap untuk dipasang pada tempatnya,gerakan tangan kiri
diikuti oleh pandangan mata.
c)
Pada aba-aba pelaksanaan “GERAK”, tangan kiri
menekan sangkur ke bawah sehingga berbunyi “Klik” terpasang pada kedudukannya
dan diikuti oleh pandangan mata.
d)
Tangan kiri kembali lurus merapat disamping badan,
bersamaan dengan itu pandangan mata kembali menatap lurus ke depan dan tangan
kanan seperti kedudukan sikap sempurna.
c Lepas sangkurpopor senapan tidak dilipat.
1. Dari
sikap sempurna senjata di kanan badan.
2. Aba-aba:
“LEPAS SANGKUR = GERAK”.
3. Pelaksanaan:
a)
Pada aba-aba peringatan, senapan diputar pada ujung popor depan sehingga
mulut laras berada didepan perut dengan tangan kanan melekat pada paha.
Bersamaan dengan itutangan kiri memegang hulu sangkur diikuti oleh
pandangan mata.
b)
Tangan kanan dipindahkan di bawah tangan kiri, dengan ibu jari menekan, tombol sangkur.
c)
Tangan kiri mencabut sangkur
serong ke kiri atas kemudian memasukannya ke dalam sarungnya, sehingga tiga
perempat sangkur masuk dalam sarungnya.
d)
Senapan dikembalikan ke samping kanan
diantar oleh tangan kiri, jari telunjuk setinggi mulut laras punggung tangan
menghadap ke depan dan pandangan mata kembali kedepan.
e)
Tangan kiri kembali dalam sikap sempurna.
d. Lepas sangkur popor
senapan dilipat.
1.
Dari sikap sempurnasenjata
dikalungkan didepan badan.
2. Aba-aba:
“LEPAS SANGKUR = GERAK”.
3. Pelaksanaan:
a)
Pada aba-aba peringatan, tangan kanan menekan hulupopor ke dalam sehingga
kedudukan senjata merapat pada badan, bersamaan dengan itu tangan kiri memegang
hulu sangkur diikuti oleh pandangan mata.
b)
Tangan kiri menekan pegas pengunci kaitan sangkur,
sehingga sangkur dapat lepas dari kedudukannya.
c)
Tangan kiri mencabut sangkur dari kedudukannya
kurang lebih setinggi bahu kiri, ujung sangkur menuju
serong ke kiri atas.
d)
Pergelangan tangan kiri diputar ke kanan sehingga
ujung tajam sangkur menuju ke bawah dan dibawa ke mulut sarung sangkur (diikuti
pandangan mata).
e)
Pada aba-aba pelaksanaan “GERAK” tangan kiri
memasukan sangkur kedalam sarung sangkur.
f)
Tangan kiri kembali merapat disamping badan,
bersama dengan itu pandangan mata kembali memandang lurus kedepan dan tangan
kanan kembali ke sikap sempurna.
0 Response to "BAB IV GERAKAN DI TEMPAT BERSENJATA Bagian pertama sd keempat"
Posting Komentar